Senin, 17 Agustus 2015

MENYUSUN PUZZLE BAGI ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1

MENYUSUN PUZZLE BAGI ANAK SEKOLAH DASAR KELAS 1







Disusun Oleh:
Bayu Ramadhan / NPM 12514075
Herma Noviani / NPM 14514953
Irene Silvia Reza / NPM 15514423
Siti Musyarofah / NPM 1A514371








KELAS 1PA07
FAKULTAS PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
Mata Kuliah : Peng. Kreativitas dan Keberbakatan

2014/2015

KATA PENGANTAR

Assalamua’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, bagi para pembaca.
Melalui kata pengantar ini, kami terlebih dahulu meminta maaf sebesar-besarnya dan mohon pemaklumannya, bila isi makalah ini masih banyak sekali kekurangan atau terdapat tulisan yang kurang tepat bagi pembaca.
 Ahir kata kami harap semua ini bisa memberikan manfat dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi bagi para pembaca. Oleh karena itu, kami mngharapkan kritik dan saran yang membangun, agar dapat lebih baik lagi.

Wassalamua’alaikum Wr.Wb.




Depok, 04 Agustus 2015


Penulis

i



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................ ...............................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii

BAB I
PENDAHULUAN...........................................................................................................1
A.    Latar Belakang Makalah.............................................................................................1
B.     Rumusan Masalah.......................................................................................................2
C.     Tujuan Penulisan Makalah..........................................................................................2
D.    Manfaat Penulisan.......................................................................................................2

BAB II           
KAJIAN TEORI..............................................................................................................3
A.    Konsep Kreativitas....................................................................................................3
B.     Pengertian Anak........................................................................................................3
C.     Konsep Alat Peraga Edukatif...................................................................................3
D.    Puzzle.......................................................................................................................4

BAB III
METODE PENELITIAN...............................................................................................7

BAB IV
HASIL PENELITIAN...................................................................................................8

BAB V
KESIMPULAN................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10




ii

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar  Belakang  Makalah
Penulisan makalah ini merupakan observasi mengenai menyusun puzzle bagi anak-anak yang masih bersekolah dasar tingkat pertama, makalah ini membahas tentang apa saja manfaat manusia hususnya anak kecil dalam menyusun puzzle. Manusia memang tidak dapat dipisahkan dengan segala kekreativitasan nya , apalagi dengan perkembangan teknologi pada massa sekarang ini, anak-anak sekarang lebih memilih mengurung dirinya didalam kamar dan memainkan gadget mereka masing-masing, sehingga kurangnya pergaulan social di lingkungannya, di dalam gadget permainan yang dimainkan anak tidaklah semua nya bermanfaat.
 salah satu permainan yang bisa untuk belajar smbil bermain dan dapat mengasah otak dan kreativitas adalah  menyusun puzzle. Menurut Patmondodewo (Misbach, Muzamil, 2010) kata puzzle berasal dari bahasa inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang, media puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang. Berdasarkan pengertian tentang  media puzzle, maka dapat disimpulkan bahwa media puzzle merupakan alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar  pasang kepingan puzzle berdasarkan pasangan nya. Pada anak-anak menyusun puzzle sangat membantu mereka berkonsentrasi agar  menyusun sesuatu yang tidak beraturan menjadi sebuah gambar yang utuh dan lengkap. Dalam permainan menyusun puzzle anak-anak bisa belajar sabar dan berkonsentrasi pada apa yang sedang dikerjakan nya.




1

1.      Apakah menyusun puzzle mempengaruhi prestasi yang baik di sekolah?



1.      Sebagai salah satu tugas penting untuk pengembangan nilai.
2.      Untuk mengetahui apakah anak yang menyusun puzzle dengan waktu yang singkat mempengaruhi prestasi di sekolah






2


BAB II
KAJIAN TEORI

A.    Konsep Kreativitas

Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Dalam hal ini, Munandar mengartikan bahwa kreativitas sesungguhnya tidak perlu menciptakan hal-hal yang baru, tetapi merupakan gabungan (kombinasi) dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kreativitas, yaitu: Percaya pada kemampuan anak, Memberi dukungan terhadap anak, Sediakan fasilitas yang dapat mengasah kreativitas, dan Berikan anak pengalaman baru. Selain itu, cirri-ciri anak kreatif yaitu lancer dalam berfikir, fleksibel dalam berfikir, orisinil (asli) dalam berfikir, dan elaborasi (mampu  memberi gagasan atas jawaban yang dikemukakan).
B.     Pengertian Anak

Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merentang dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan tahun tahun sekolah dasar.

C.    Konsep Alat Peraga Edukatif

Ada beberapa konsep dasar yang perlu diketahui dalam memahami alat permainan edukatif, yaitu Alat Permainan Edukatif (APE) merupakan seperangkat instrumen, baik merupakan metode atau cara maupun perkakas yang digunakan seseorang dalam rangka mendidik anak dengan menekankan konsep bermain sambil belajar, alat Permainan Edukatif adalah serangkaian alat yang digunakan anak, orang tua maupun guru dalam meningkatkan fungsi intelegensi, emosi, dan spiritual anak, sehingga muncul kecerdasan yang dengannya seluruh potensi yang dimiliki anak dapat melejit.




3

Jika dipandang dari sudut pandang materialnya, alat permainan edukatif terdiri dari berbagai jenis yang dapat mengembangkan daya berpikir (kognisi), cipta bahasa, motorik,dan keterampilan anak, bahan yang digunakan sebagai Alat Permainan Edukatif tidak mengikat, harus terbuatdari salah satu bahan dasar, seperti plastikatau kayu, besi, tanah, plastisin, spon, atau pun yang lainnya. Sebab anak tidak memperdulikan bahan yang bagus atau tidak, bahan yang mahal atau tidak. Tetapi yang terpenting adalah alat permainan itu menyenangkan atau tidak, dan bagi orang tua atau guru, tujuan dari materi dapat tersampaikan atau tidak. Anak-anak sangat membutuhkan sarana pendidikan berupa alat bermain yang lengkap.Alat yang lengkap dapat memberi peluang kepada anak untuk dapat bereksplorasisepuasnya. Tetapi tidak harus mahal, sebab alat yang mahal bukan satu-satunya kuncikeberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan anak-anak. Namun, harus disesuaikandengan kebutuhan, fungsi, dan tujuan pendidikan itu sendiri.

A.    Puzzle

Puzzle merupakan permainan menyusun kepingan gambar sehingga menjadi sebuah gambar yang utuh. Permainan ini tentu permainan yang sudah dikenal semua orang, bahkan mungkin di seluruh dunia. Tua, muda, besar, kecil semua menyukainya, bahkan permainan ini hadir dalam berbagai bentuk dan versi. Bahkan anda bisa menemukan puzzle dengan jumlah kepingan yang fantastis, hingga mencapai ribuan keping gambar. Tentunya bukan perkara mudah untuk menyusun puzzle yang ini. Orangtua harus memperhatikan bahwa kemampuan tiap anak itu berbeda. Biasanya anak yang sejak dini sudah dikenalkan dengan puzzle akan lebih mahir dan terbiasa bermain puzzle. Oleh karena itu, para orang tua yang akan memilih puzzle untuk anaknya, jangan berdasarkan umur, tetapi bergantung kepada kemampuan si buah hati. Umumnya, anak-anak yang kuat kemampuan visualnya, akan lebih mudah dan cepat menyelesaikan permainan ini.




4
Puzzle merupakan sarana menarik untuk belajar tentang bentuk, warna, dan hubungan benda-benda, yang termasuk puzzle adalah berbagai benda tiga dimensi yang bisa dibongkar-pasang oleh anak. Rasa puas yang dialami anak karena mampu memecahkan masalah merupakan salah satu manfaat puzzle. Selain itu, bermain dengan puzzle juga mempertajam persepsi anak tentang gambar, warna, dan benda-benda.

Menurut Adenan (2008) dinyatakan bahwa Puzzle dan games adalah materi untuk memotivasi diri secara nyata dan merupakan daya penarik yang kuat. Sedangkan menurut Hadfield (1990), puzzle adalah pertanyaan-pertanyaan atau masalah yang sulit untuk dimengerti atau dijawab.

Menurut Soedjatmiko (2009) puzzle dapat meningkatkan kecerdasan multiple yaitu merangsang kecerdasan bahasa verbal, mengembangkan kecerdasan visual-spatial dan melatih kecerdasan emosional inter-personal. Media puzzle yang dijadikan model dalam penelitian ini adalah untuk menyusun pecahan-pecahan atau potongan unsur yang ada pada potongan karton menjadi struktur yang tepat.

Tarigan dalam Puzzle (2009) menyatakan bahwa pada umumnya para siswa menyukai permaianan dan mereka dapat memahami dan melatih cara penggunaan kata-kata, puzzle, crosswords puzzle, anagram dan palindron. Puzzle dan games untuk memotivasi diri karena hal itu menawarkan sebuah tantangan yang dapat secara umum dilaksanakan dengan berhasil. Puzzle adalah salah satu cara yang dapat menarik karena cara ini dapat memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran biologi. Puzzle merupakan jenis permainan potongan-potongan gambar atau benda tiga dimensi yang utuh. Kreativitas dan logika anak sangat dibutuhkan agar dapat menyelesaikan puzzle secara tepat dan cepat.





5
Adapun beberapa jenis puzzle yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai berikut (Hadfield, 2008):
1.      Spelling puzzle, yakni puzzle yang terdiri dari gambar-gambar dan huruf-huruf acak untuk dijodohkan menjadi kosakata yang benar.
2.      Jigsaw puzzle, yakni puzzle yang berupa beberapa pertanyaan untuk dijawab kemudian dari jawaban itu diambil huruf-huruf pertama untuk dirangkai menjadi sebuah kata yang merupakan jawaban pertanyaan yang paling akhir.
3.      The thing puzzle, yakni puzzle yang berupa deskripsi kalimat-kalimat yang berhubungan dengan gambar-gambar benda untuk dijodohkan.
4.      The letter(s) readiness puzzle, yakni puzzle yang berupa gambar-gambar disertai dengan huruf-huruf nama gambar tersebut, tetapi huruf itu belum lengkap.
5.      Crosswords puzzle, yakni puzzle yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dengan cara memasukan jawaban tersebut ke dalam kotak-kotak yang tersedia baik secara horizontal maupun vertikal.

Adapun manfaat puzzle menurut Soedjatmiko (2009) antara lain sebagai berikut :
1.      Kognitif, kemampuan mengetahui dan mengingat.
2.      Motorik, kemampuan mengkoordinasikan anggota tubuh seperti tangan dan kaki.
3.      Logika, kemampuan berpikir secara tepat dan teratur.
4.      Kreatif/imajinatif, kemampuan menghasilkan ide sesuai dengan konteks.
5.      Visual, kemampuan mata menangkap bentuk dan warna obyek.









6
BAB III
METODE PENELITIAN

Penelitian diambil menggunakan metode tes dengan cara memberikan puzzle kepada anak-anak dan memberikan mereka waktu minimal 3 menit untuk menyelesaikannya. Peneliti menyiapkan stopwatch untuk mengetahui berapa lamanya anak tersebut bisa menyelesaikan puzzle. Setelah anak menyusun puzzle, peneliti mencatat waktu yang didapat ketika ia menyusun puzzle tersebut.

Kami meminta anak-anak untuk berkumpul lalu kami memberikan anak-anak tersebut masing-masing anak 1 buah puzzle. Mereka diminta untuk menyusun puzzle yang sebelumnya tidak beraturan dalam waktu 3 menit. Beberapa anak bisa menyelesaikan dalam kurun waktu kurang dari 3 menit, ada juga yang dapat menyelesaikan tepat 3 menit, dan ada pula yang menyelesaikan lebih dari waktu yang ditentukan.

Dalam menyelesaikan susunan puzzle tersebut, ada beberapa anak yang terlihat menyukai permainan puzzle sehingga ia dapat menyelesaikannya dengan cepat dan tepat waktu. Namun ada pula anak yang terlihat kurang menyukai puzzle, dan ada pula yang terburu-buru sehingga melewati batas waktu yang ditentukan.







7

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A.    Hasil Penelitian Menyusun Puzzle
Setelah dilaksanakan nya penelitian di sekolah dasar tingkat pertama atau kelas 1. SD yang berjumlah 33 siswa dan melakukan percobaan menyusun  puzzle kami mengetahui bahwa  anak yang menyusun puzzle lebih cepat dengan waktu yang ditentukan  cenderung mempunyai prestasi yang bagus dalam bidang akademik nya, selain itu anak yang menyusun puzzle dengan melawati batas waktu yang ditentukan cenderung kurang baik dalam bidang akademiknya. Dalam melakukan percobaan ini dalam satu kelas anak yang mampu menyelesaikan puzzle dengan waktu kurang dari 3 menit berjumlah 16 murid atau 48 %, dan anak yang menyelesaikan puzzle dalam waktu 3 menit sejumlah 1 orang anak atau 4%  selanjutnya anak yang menyusun puzzle dengan waktu lebih dari 3 menit berjumlah 16 siswa atau 48%. Jadi anak yang mampu menyelesaikan puzzle dalam waktu kurang dari 3 menit dan lebih dari 3 menit berjumlah sama yaitu 16 siswa dari jumlah anak yang brada di dalam kelas, yaitu Dan anak-anak memiliki krativitas yang baik dan termotivasi untuk melakukan permainan yang lain. Sebagian anak mengerti bagaimana cara yang dijelaskan oleh tutor dan sebagian lagi kurang mencerna apa yang diajarkan oleh tutor dalam bermain puzzle.




No.
Nama
Waktu
< 3 Menit
3 Menit
> 3 Menit
1
Vito
-
-
06:17
2
Fatimah
-
-
05:45
3
Naila
-
-
04:43
4
Syahla
-
-
03:44
5
Desy Rifca
-
-
02:43
6
Arif Aditya
-
-
02:03
7
Silfi Nami
-
-
03:10
8
Khaeri Janah
02:22
-
-
9
Milatut Tazkiyah
02:56
-
-
10
Anggar Anom
01:58
-
-
11
Fina Naila
-
-
03:11
12
Muhammad Alba
-
-
03:48
13
Koni Nasruli
-
-
03:03
14
Diah Ambar
02:31
-
-
15
Imang Wildan
01:11
-
-
16
Maula Saniya
02:31
-
-
17
Aswan Bilal
01:50
-
-
18
Banar Jaka
02:00
-
-
19
Wandi Filman
01:39
-
-
20
Muhammad Sultonudin
02:39
-
-
21
Faris
-
-
04:39
22
Zaenudin
02:29
-
-
23
Ibnu
-
-
06:49
24
Reihan Muzaki
-
-
07:29
25
Farhan Wibowo
-
-
03:59
26
Cici
-
-
04:05
27
Salsa
-
03:00
-
28
Keysa
-
-
04:25
29
Reynaldi
-
-
05:20
30
Reyhan
-
-
06:30
31
Lili
02:32
-
-
32
Silvi
02:50
-
-
33
Levi
02:58
-
-





















8


BAB V
KESIMPULAN

Dari data yang terkumpul terungkap bahwa anak-anak yang mampu menyusun puzzle dalam waktu kurang dari 3 menit mempunyai prestasi di dalam kelas, dan banyak sekalih manfaat yang di dapatkan dalam menyusun puzzle diantara nya adalah  kognitif, kemampuan mengetahui dan mengingat, motorik, kemampuan  mengkoordinasikan anggota tubuh seperti tangan dan kaki. Logika, kemampuan berpikir secara tepat dan teratur. Kreatif/imajinatif, kemampuan menghasilkan ide sesuai dengan konteks.  Visual, kemampuan mata menangkap bentuk dan warna obyek.



















9



DAFTAR PUSTAKA

Rima Nurul Azmi. (2012). Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Alat Peraga Edukatif Puzzle. Tersedia: http://publikasi.stkipsiliwangi.ac.id/files/2012/09/10030220-Rima-Nurul-Azmi.pdf  
(7 Agustus 2015).

Khoerunnisa.(2012). Cara membuat anak menjadi cerdas. tersedia: http://www.ibudanbalita.com/diskusi/pe rtanyaan/76197/cara-membuat-anakmenjadi-cerdas.html (7 Agustus 2015).

Sujiono, Yuliani N, Sujiono Bambang. (2010). Bermain Kreatif. Jakarta: Indeks.




















10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar