1.
Kepemimpinan
a.
Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses
memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai
tujuan organisasi.
Pengertian
kepemimpinan menurut para ahli:
a. George R. Terry
(1972:458): Pengertian Kepemimpinan menurut George R. Terry adalah
aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan
organisasi.
b. Stoner: Menurut Stoner,
pengertian kepemimpinan adalah suatu proses mengenai pengarahan dan usaha untuk
mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok.
c. Jacobs dan
Jacques (1990:281): Pengertian kepemimpinan menurut Jacobs dan Jacques
adalah sebuah proses memberi arti terhadap usaha kolektif, dan mengakibatkan
kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran.
d. Wahjosumidjo
(1987:11): Pengertian kepemimpinan menurut Wahjosumidjo adalah
suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu
seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan
(capability), kepemimpinan sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang
tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku
pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antarhubungan atau interaksi
antara pemimpin, pengikut dan situasi.
e. Sutarto
(1998b:25): Menurut Sutarto, pengertian kepemimpinan adalah
rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain
adalah situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
B. Jenis-jenis Kepemimpinan
a.
Kepemimpinan Kharismatis
Tipe
kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang
luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang
sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya.
b. Kepemimpinan Paternalistik/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih
diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai
berikut: mereka bersikap terlalu melindungi, mereka jarang memberikan
kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, mereka hampir
tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif. Sedangkan
tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan
paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat
sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat
menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
c. Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun
sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: lebih banyak
menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan
seringkali kurang bijaksana, menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari
bawahannya, tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari
bawahannya.
d. Kepemimpinan Otokratis
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: mendasarkan diri pada kekuasaan
dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, pemimpinnya selalu berperan sebagai
pemain tunggal, berambisi untuk merajai situasi, selalu ingin berkuasa secara
absolut, sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku\
e. Kepemimpinan Laissez Faire
Kepemimpinan
ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang
berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam
kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh
bawahannya sendiri.
f. Kepemimpinan
Populistis
Kepemimpinan
populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak
mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan
jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
g. Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan
tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas
administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari
teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan
dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem
administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan.
h. Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan
demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan
sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya
masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin
pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
C.
Fungsi Kepemimpinan
Sondang P. Siagian dalam bukunya Teori dan Praktek
Kepemimpinan mengatakan beberapa fungsi kepemimpinan sebagai berikut:
1. Pimpinan sebagai
penentu arah dalam usaha pencapaian tujuan
2. Pemimpin sebagai wakil
dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi
3. Pemimpin sebagai
komunikator yang efektif
4. Pemimpin sebagai
mediator, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi
konflik
5. Pemimpin sebagai
integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral.
2.
Kepemimpinan
Transformasional Dan Kepemimpinan Transaksional
a. Pengertian
Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional mencakup dua unsur yang
bersifat hakiki, yaitu “relasional” dan “berurusan dengan perubahan riil”.
Kepemimpinan transformasional terjadi ketika seorang (atau lebih) berhubungan
dengan orang-orang lain sedemikian rupa sehingga para pemimpin dan pengikut
saling mengangkat diri untuk sampai kepada tingkat-tingkat motivasi dan
moralitas yang lebih tinggi.
·
Contoh Kasus
Kepemimpinan Transformasional
Mahatma Gandhi merupakan gambaran ideal dari seorang
pemimpin transformasional. Kepemimpinan Gandhi mengedepankan nilai
“non-kekerasan” dan nilai-nilai lainnya yang bersifat egalitarian, nilai-nilai
mana sungguh memberikan dampak perubahan dalam diri orang-orang dan
lembaga-lembaga di India. Kepemimpinan Gandhi sungguh memiliki tujuan secara
moral, karena tujuannya adalah memenangkan kemerdekaan pribadi bagi orang-orang
sebangsanya dengan membebaskan mereka dari penindasan oleh pemerintah kolonial
Inggris. Kepemimpinan Gandhi diangkat ke atas, dalam artian dia mengangkat para
pengikutnya ke tingkat moral yang lebih tinggi dengan melibatkan mereka dalam
aktivitas-aktivitas non-kekerasan guna mencapai keadilan sosial. Dengan
melakukan begitu, Gandhi meminta pengorbanan dari para pengikutnya, bukannya
sekadar mengobral janji-janji.
b. Pengertian Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional ini terwujud ketika para
pemimpin dan para pengikut (konstituen) berada dalam sejenis hubungan
pertukaran (exchange relationship) satu sama lain agar kebutuhan masing-masing
pihak dipenuhi. “Pertukaran” ini dapat berupa pertukaran yang bersifat
ekonomis, politis atau psikologis.
·
Contoh Kepemimpinan Transaksional
Dalam
suasana pemilu, biasanya para calon pemimpin mempromosikan dirinya dengan cara
memberikan imbalan berupa uang atau kebutuhan sehari-hari kepada orang-orang
yang memberikan suara kepada mereka atau tim sukses mereka.
Daftar Pustaka
http://www.kompasiana.com/indrapradja/kepemimpinan-transformasional-transformational-leadership_54f7cb76a33311be208b4a4a
Tidak ada komentar:
Posting Komentar