Minggu, 27 November 2016

Kepemimpinan

1.      Kepemimpinan
a.    Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Pengertian kepemimpinan menurut para ahli:
a.       George R. Terry (1972:458): Pengertian Kepemimpinan menurut George R. Terry adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya diarahkan mencapai tujuan organisasi. 
b.      Stoner: Menurut Stoner, pengertian kepemimpinan adalah suatu proses mengenai pengarahan dan usaha untuk mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok. 
c.       Jacobs dan Jacques (1990:281): Pengertian kepemimpinan menurut Jacobs dan Jacques adalah sebuah proses memberi arti terhadap usaha kolektif, dan mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran. 
d.      Wahjosumidjo (1987:11): Pengertian kepemimpinan menurut Wahjosumidjo adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability), dan kesanggupan (capability), kepemimpinan sebagai rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan adalah proses antarhubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut dan situasi. 
e.       Sutarto (1998b:25): Menurut Sutarto, pengertian kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain adalah situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 


B.    Jenis-jenis Kepemimpinan
a.       Kepemimpinan Kharismatis
Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya.
b.      Kepemimpinan Paternalistik/Maternalistik
Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut: mereka bersikap terlalu melindungi, mereka jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengambil keputusan sendiri, mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan kepada bawahan untuk berinisiatif. Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai kasih sayang yang berlebih lebihan.
c.       Kepemimpinan Militeristik
Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan militeristik adalah: lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana, menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya, tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari bawahannya.
d.      Kepemimpinan Otokratis
Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain: mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus dipatuhi, pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain tunggal, berambisi untuk merajai situasi, selalu ingin berkuasa secara absolut, sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno, ketat dan kaku\
e.       Kepemimpinan Laissez Faire
Kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus dilakukan oleh bawahannya sendiri.
f.       Kepemimpinan Populistis
Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan kembali sikap nasionalisme.
g.      Kepemimpinan Administratif/Eksekutif
Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan birokrasi yang efisien dalam pemerintahan.
h.      Kepemimpinan Demokratis
Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.

C.  Fungsi Kepemimpinan
Sondang P. Siagian dalam bukunya Teori dan Praktek Kepemimpinan mengatakan beberapa fungsi kepemimpinan sebagai berikut:
1.      Pimpinan sebagai penentu arah dalam usaha pencapaian tujuan
2.      Pemimpin sebagai wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi
3.      Pemimpin sebagai komunikator yang efektif
4.      Pemimpin sebagai mediator, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi konflik
5.      Pemimpin sebagai integrator yang efektif, rasional, objektif dan netral.

2.      Kepemimpinan Transformasional Dan Kepemimpinan Transaksional
a.       Pengertian Kepemimpinan Transformasional
Kepemimpinan transformasional mencakup dua unsur yang bersifat hakiki, yaitu “relasional” dan “berurusan dengan perubahan riil”. Kepemimpinan transformasional terjadi ketika seorang (atau lebih) berhubungan dengan orang-orang lain sedemikian rupa sehingga para pemimpin dan pengikut saling mengangkat diri untuk sampai kepada tingkat-tingkat motivasi dan moralitas yang lebih tinggi.
·         Contoh Kasus Kepemimpinan Transformasional
Mahatma Gandhi merupakan gambaran ideal dari seorang pemimpin transformasional. Kepemimpinan Gandhi mengedepankan nilai “non-kekerasan” dan nilai-nilai lainnya yang bersifat egalitarian, nilai-nilai mana sungguh memberikan dampak perubahan dalam diri orang-orang dan lembaga-lembaga di India. Kepemimpinan Gandhi sungguh memiliki tujuan secara moral, karena tujuannya adalah memenangkan kemerdekaan pribadi bagi orang-orang sebangsanya dengan membebaskan mereka dari penindasan oleh pemerintah kolonial Inggris. Kepemimpinan Gandhi diangkat ke atas, dalam artian dia mengangkat para pengikutnya ke tingkat moral yang lebih tinggi dengan melibatkan mereka dalam aktivitas-aktivitas non-kekerasan guna mencapai keadilan sosial. Dengan melakukan begitu, Gandhi meminta pengorbanan dari para pengikutnya, bukannya sekadar mengobral janji-janji.
b.      Pengertian Kepemimpinan Transaksional
Kepemimpinan transaksional ini terwujud ketika para pemimpin dan para pengikut (konstituen) berada dalam sejenis hubungan pertukaran (exchange relationship) satu sama lain agar kebutuhan masing-masing pihak dipenuhi. “Pertukaran” ini dapat berupa pertukaran yang bersifat ekonomis, politis atau psikologis.

·         Contoh Kepemimpinan Transaksional
Dalam suasana pemilu, biasanya para calon pemimpin mempromosikan dirinya dengan cara memberikan imbalan berupa uang atau kebutuhan sehari-hari kepada orang-orang yang memberikan suara kepada mereka atau tim sukses mereka.

Daftar Pustaka
http://www.kompasiana.com/indrapradja/kepemimpinan-transformasional-transformational-leadership_54f7cb76a33311be208b4a4a

Sabtu, 22 Oktober 2016

DEFINISI KOMUNIKASI, DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI, PERAN PSIKOLOGI MANAJEMEN DALAM ORGANISASI


PSIKOLOGI MANAJEMEN
DEFINISI KOMUNIKASI, DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI, PERAN PSIKOLOGI MANAJEMEN DALAM ORGANISASI


disusun oleh:
Herma Noviani (14514953)
3PA02
 

Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2014
1.      Definisi Komunikasi
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin “communicare” yang berarti “berbagi”, adalah kegiatan menyampaikan informasi melalui pertukaran pikiran, pesan, atau informasi dengan cara berbicara, visual, sinyal atau perilaku antara dua orang atau lebih. Komunikasi dapat berupa komunikasi verbal atau nonverbal.
Ruben & Steward (1998) menyatakan bahwa komunikasi manusia adalah proses yang melibatkan individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi, dan masyarakat yang merespon dan menciptakan pesan untuk beradaptasi dengan lingkungan satu sama lain.
Lasswell dalam The Structure and Function of Communication in Society mengemukakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?
Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu:
1)      Komunikator (siapa yang mengatakan?)
2)      Pesan (mengatakan apa?)
3)      Media (melalui media apa?)
4)      Komunikan (kepada siapa?)
5)      Efek (dengan dampak/efek apa?)
Berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, secara sederhana proses komunikasi adalah pihak komunikator membentuk pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran tertentu kepada pihak penerima yang menimbulkan efek tertentu.

2.      Dimensi-dimensi Komunikasi
1)      Isi
Isi adalah inti dari suatu proses komunikasi. Isi disebut sebagai informasi yang ingin disampaikan komunikator kepada komunikan agar mecapai pemahaman yang sama.

2)      Kebisingan
Kebisingan dapat diartikan sebagai tingkat tinggi rendahnya suara pada saat terjadi proses komunikasi. Karena tingkat tinggi rendahnya suara dapat mempengaruhi diterima atau tidaknya informasi yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
3)      Jaringan
Jaringan adalah sejauh mana jangkauan informasi seseorang.
4)      Arah
Arah terbagi menjadi dua, yaitu komunikasi satu arah dan dua arah.
Komunikasi satu arah difokuskan sebagai penyampaian pesan searah dari seseorang kepada seseorang lainnya baik secara langsung atau tidak langsung. Komunikasi jenis ini terpusat pada pengirim.
Komunikasi dua arah yaitu dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim.

3.      Peran Psikologi Manajemen Dalam Organisasi
Psikologi manajemen sangat berperan penting dalam suatu organisasi karena psikologi manajemen mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam proses perencanaan, pengorganisasian agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi digunakan sebagai tempat dimana orang-orang berkumpul, dan bekerja sama secara rasional dan sistematis, terorganisasi, terpimpin, dan terkendali untuk mencapai tujuan organisasi.
Peran psikologi manajemen dalam organisasi dapat mengatur proses perencanaan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi.

Daftar Pustaka
Afdjani, Hadiono. (2015). Ilmu komunikasi proses & strategi. Tangerang: Indigo Media
Effendy,Onong. (1994). Ilmu komunikasi: teori dan praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya
Suprapto, Tommy. (2009). Pengantar teori dan manajemen komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo

Rabu, 28 September 2016

SUMBER DAYA MANUSIA, ORGANISASI, DAN KEPEMIMPINAN

PSIKOLOGI MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA, ORGANISASI, DAN KEPEMIMPINAN

disusun oleh:
Herma Noviani (14514953)
3PA02


Jurusan Psikologi
Fakultas Psikologi
Universitas Gunadarma
2014
A.    Sumber Daya Manusia
Pengertian sumber daya manusia menurut para ahli memiliki arti yang beragam. Menurut Malayu Hasibuan, sumber daya manusia merupakan kemampuan terpadu dari daya pikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Kemampuan sumber daya manusia tidak dapat dilihat dari satu sisi saja, namun harus mencakup keseluruhan dari daya pikir dan juga daya fisiknya. Hampir sama dengan Malayu Hasibuan, Veithzal Rivai mendefinisikan sumber daya manusia sebagai seorang yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan usaha pencapaian tujuan organisasi. Setiap organisasi atau perusahaan tentunya memiliki tujuan yang berbeda-beda, maka dari itu kemampuan sumber daya manusia yang dibutuhkan pun akan berbeda pada tiap-tiap perusahaan. Meskipun kemampuan sumber daya manusia bersifat fleksibel, namun kata-kata ‘siap’ dan ‘mau’ dari definisi Rivai di atas harus menjadi poin yang digarisbawahi. Sebaik apapun kemampuan sumber daya manusia tidak akan mampu menghasilkan output maksimal jika kemampuannya tersebut tidak bersifat praktis atau dengan kata lain ‘tidak siap pakai’. Selain itu, kemampuan juga tidak akan berarti apa-apa jika individu sebagai sumber daya manusia dalam sebuah perusahaan tidak mau memberikan sumbangan usahanya di tempat tersebut. Sumber daya manusia ia sebut sebagai salah satu unsur masukan (input) yang nantinya akan diubah menjadi keluaran (output) berupa barang atau jasa untuk mencapai tujuan perusahaan. Sebagai input, sumber daya manusia tidak dapat menjadi unsur tunggal, melainkan harus dikombinasikan pula bersama unsur lainnya seperti modal, bahan, mesin, metode dan juga teknologi.
Teori Sumber Daya Manusia
Teori sumber daya manusia merupakan suatu teori yang berpandangan tentang bagaimana kemampuan atau kekuataan manusia tersebut dapat dikembangkan. Teori sumber daya manusia beranggapan bahwa kemajuan manusia tidak datang dengan spontanitas, akan tetapi kemajuan manusia terjadi secara bertahap dan melalui proses. Teori sumber daya manusia ini didukung oleh aliran progresivisme yang pandangan utamanya adalah berorientasi ke masa depan dan kemajuan, kemajuan hanya diperoleh dengan mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan secara kreatif.

B.     Organisasi
Pengertian organisasi menurut Philip Selznick bahwa organisasi adalah peraturan personil (arrangement of personal) guna mempermudah pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan  (for facilitating the accomplishment of some agreed purpose) melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab (Through the allocation of functions and responsibilities).
Berdasarkan pendapat Thompson bahwa pengertian organisasi adalah sebuah integrasi anggota angota spesial yang sangat rasional dan impersonal (adil) yang bekerja sama (kooperasi) untuk mencapai tujuan tujuan spesifik yang telah diumumkan. Sedangkan menurut Bapak Robbins (1996) pengertian organisasi adalah entitas sosial yang terkoordinasi secara sadar dengan batas batas yang dapat diidentifikasi yang berfungsi untuk mencapai tujuan tujuan yang relatif berlanjut ataupun seperangkat tujuan. Kedua pengertian organisasi ini berbeda dari penekanannya tentang apa yang membentuk organisasi. Thompson menekankan terhadap anggota anggota yang rasional sedangkan Robbins menekankan terhadap entitas sosial yang terkoordinasi. Selain itu, tujuan dari organisasi pun berbeda, berdasarkan pengertian organisasi Thompson bahwa organisasi itu mencapai tujuan yang disuarakan atau diserukan maka kerja pemimpin dalam organisasi sangatlah penting sebagai penyampaian tujuan tujuan organisasi, sedangkan Robbins seluruh tujuan organisasi yang berlanjut atapun seperangkat tujuan tersebut.

Teori Organisasi
a.      Teori Organisasi Classic
Teori yang mempunyai rencana organisasi dari mulai th. 1800 (era 19) yang mendeskripsikan organisasi yaitu sebagai susunan jalinan, kekuasaan-kekuasaan, sebagian tujuan, bebrapa fungsi, bebrapa aktivitas, komunikasi serta aspek lain saat orang bekerja bersama. Teori classic begitu tersentralisasi serta tugas-tugasnya terspesialisasi dan pemberian panduan mekanistik struktural yang kaku serta tak kreatif yang digambarkan oleh beberapa teoritisi. Teori classic berkembang dalam 3 type aliran diantaranya seperti berikut:
·      Teori Birokrasi, teori birokrasi dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya yang berjudul ” The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism
·      Teori Administrasi, teori administrasi diperkembang atas sumbangan dari Henry Fayol serta Lyndall Urwick dari Eropa dan Mooeny serta Reliey dari Amerika
·      Manajemen Ilmiah, teori ini diperkembang oleh Frederick Winslow Taylor yang diawali pada th. 1900.

b.      Teori Organisasi Neoklasik
Teori yang mengutamakan pada utamanya segi psikologis serta sosial, baik sebagai individu serta grup dalam lingkungan kerja. Teori Neoklasik yaitu teori/aliran jalinan manusia (The Human Relation Movement). Dalam pembagian kerja, dibutuhkan beberapa hal tersebut yang sudah dikemukakan teori neoklasik diantaranya seperti berikut:
· Partisipasi, yakni melibatkan tiap-tiap orang dalam sistem pengambilan ketentuan
· Pelebaran kerja, yakni sebagai kebalikan dari pola spesialisasi
· Manajemen bottom-up, yang bakal memberi peluang beberapa junior untuk
berperan serta dalam pengambilan ketentuan manajemen puncak.
c.       Teori Organisasi Modern
Teori yang berbentuk terbuka di mana semuanya unsur organisasi satu kesatuan yang sama-sama ketergantungan. Teori moderen dipelopori oleh Herbert Simon yang ditandai serta diawali sewaktu selesainya gerakan contingency.
d.       Teori Modern
Bertujuan sebagai analisis sistem pada organisasi yang disebut aliran ketiga paling besar dalam teori organisasi serta manajemen. System terbuka yang dipelopori Katz serta Robert kahn dalam bukunya ” the social psychology of organization “. yang menerangkan dalam bukunya tentang kelebihan system terbuka.

C.    Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Cara alamiah mempelajari kepemimpinan adalah "melakukannya dalam kerja" dengan praktik seperti pemagangan pada seorang seniman ahli, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini sang ahli diharapkan sebagai bagian dari peranya memberikan pengajaran/instruksi.
Kepemimpinan menurut Hemhill dan Coons adalah perilaku dari seorang individu yang memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang ingin dicapai bersama (shared goals). Pengertian kepemimpinan menurut Tannenbaum, Weschler dan Masarik menyatakan bahwa kepemimpinan adalah Pengaruh antar pribadi yang dijalankan dalam suatu situasi tertentu, serta diarahkan melalui proses komunikasi, ke arah pencapaian satu atau beberapa tujuan tertentu”. Pengertian kepemimpinan menurut Stogdill menyatakan bahwa kepemimpinan adalah pembentukan awal serta pemeliharaan struktur dalam harapan dan interaksi. Pengertian kepemimpinan menurut Katz dan Kahn menyatakan bahwa adalah peningkatan pengaruh sedikit demi sedikit pada , dan berada di atas kepatuhan mekanis terhadap pengarahan-pengarahan rutin organisasi. Pengertian kepemimpinan menurut Rauch dan Behling menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses mempengaruhi aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian tujuan. Pengertian kepemimpinan menurut Jacobs dan Jacquesmenyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses memberi arti atau pengarahan yang berarti terhadap usaha kolektif dan yang mengakibatkan kesediaan untuk melakukan usaha yang diinginkan untuk mencapai sasaran. Pengertian kepemimpinan menurut Hosking adalh mereka yang secara konsisten memberi kontribusi yang efektif terhadap orde sosial yang diharapkan dan dipersepsikan melakukannya Pengertian kepemimpinan menurut S.P. Siagian menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu keterampilan dan kemampuan dari seseorang yang telah menduduki jabatan menjadi pimpinan dalam sebuah pekerjaan dalam mempengaruhi tindakan orang lain, terutama kepada bawahannya agar berfikir dan bertingkah laku sedemikian rupa sehingga melalui tingkah laku positif ini dapat memberikan sumbangan yang nyata didalam pencapaian tujuan organisasi. Pengertian kepemimpinan menurut Prof. Kimbal Young menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu bentuk dominasi yang disengaja atau disadari oleh kemampuan pribadi yang mampu mendoring atau mengajak kepad aorang lain dalam melakukan sesuatu berdasarkan atas penerimaan oleh kelompoknya dan mempunyai keahlian yang khusus secara tepat bagi situasi yang khusus. Pengertian kepemimpinan menurut Ordway tead dalam bukunya The Art Of LeaderShip yang menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam mempengaruhi orang-orang agar mereka ingin bekerja sama dalam mencapai tujuan yang kita inginkan.Pengertian kepemimpinan menurut George R. Terry menyatakan bahwa kepemimpinan adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar mereka menyukai untu berusaha dalam mencapai tujuan-tujuan kelompok atua organisasi. Pengertian kepemimpinan menurut Howard H. Hoyt menyatakan bahwa kepemimpinan adalah seni untuk bisa mempengaruhi segala tingkahlaku dari manusia, dan memiliki kemampuan dalam membimbing seseorang.

Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan yaitu teori genetis dimana menjelaskan bahwa seseorang akan dapat menjadi pemimpin karena ia telah dilahirkan untuk bisa menjadi pemimpin; dia telah memiliki bakat dan mempunyai pembawaan untuk bisa menjadi pemimpin. Menurut teori kepemimpinan seperti teori genetis ini mengasumsikan bahwa tidak setiap orang dapat menjadi pemimpin, hanya beberapa orang yang memiliki pembawaan dan bakat saja yang dapat menjadi pemimpin. Hal tersebut memunculkan “Pemimpin tidak hanya sekedar dibentuk tapi dilahirkan”.
Teori kepemimpinan yang kedua yaitu teori sosial yang menyatakan bahwa seseorang akan dapat menjadi pemimpin karena lingkungannya yang mendukung, keadaan dan waktu memungkinkan ia bisa menjadi pemimpin. Setiap orang dapat memimpin asal diberikan kesempatan dan diberikan pembinaan untuk  dapat menjadi pemimpin meskipun ia tidak memiliki pembawaan atau bakat. Adapun istilah dari teori kepemimpinan sosial ini yaitu Pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan.
Teori kepemimpinan yang ketiga yaitu teori ekologis, dalam teori kepemimpinan ekologis ini menyatakan bahwa gabungan dari teori genetis dan sosial, dimana seseorang akan menjadi pemimpin membutuhkan bakat dan bakat tersebut mesti selalu dibina agar berkembang. Kemungkinan untuk bisa mengembangkan bakat tersebut itu tergantung dari lingkungannya.
Teori kepemimpinan yang keempat yaitu teori situasi, dalam teori kepemimpinan situasi ini menyatkaan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin ketika berada dalam situasi tertentu karena dia memiliki kelebihan-kelebihan yang dibutuhkan dalam situasi tersebut. Akan tetapi pada situasi yang lainnya, kelebihannya tersebut tidak dibutuhkan, akhirnya ia tidak akan menjadi pemimpin lagi, bahkan bisa jadi menjadi pengikut saja.
Oleh karena itu, jika seorang ingin menjadi pemimpin dan ingin meningkatkan kecakapannya dan kemampuannya dalam memimpin maka dibutuhkan untuk bisa mengetahui segala ruang lingkup gaya kepemimpinan yang efektif. Adapun para ahli dalam bidang kepemimpinan sudah meneliti dan mengembangkan beberapa gaya kepemimpinan yang berbeda dimana sesuai dengan adanya evolusi dari teori kepemimpinan. Untuk ruang lingkupnya, gaya kepemimpinan terbagi atas tiga pendekatan yaitu pendekatan sifat kepribadian pemimpin, dan pendekatan perilaku pemimpin dan pendekatan situasional atau kontingensi.

A.    Kaitan Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Kepemimpinan
Sumber daya manusia merupakan elemen utama organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal, teknologi, dan uang, sebab manusia itu sendiri yang mengendalikan yang lain. Sumber`daya`manusia akan bertumbuh dan berkembang dalam organisasi. Pengembangan organisasi bertujuan untuk mengubah organisasi berkaitan dengan peningkatan kemampuan organisasi dalam memecahkan masalah, diharapkan organisasi itu menjadi responsif, dan kinerjanya menjadi semakin berkualitas, efektif, efisien. Pengembangan organisasi juga akan meningkatkan dan mengembangkan kinerja staf dalam organisasi. Kepemimpinan dalam organisasi adalah tentang keberanian, dan mengabdikan diri. Kepemimpinan adalah tentang kepercayaan diri dan pengambilan keputusan. Cara berpikir dan bertindak sebagai pemimpin dalam organisasi harus membuat orang memandang anda dan percaya pada kemampuan anda.
B.     Contoh Sumber Daya Manusia, Organisasi, dan Kepemimpinan
Wishnutama, Pemilik NET TV
Wishnutama mengawali karir perdananya dengan menjadi supervisor on air promotion di Indosiar. Di Indosiar, Wisnu berhasil menghadirkan beberapa program televisi yang menarik, edukatif dan berkualitas. Berkarya beberapa tahun bersama Indosiar ternyata tidak membuat Wisnu berpuas diri. Akhirnya pada tahun 2001 ia memutuskan untuk hijrah ke Trans TV dengan jabatan kepala divisi produksi. Karirnya melesat dengan cepat sampai akhirnya ia dipercaya memegang jabatan sebagai direktur operasional sebelum akhirnya menjadi direktur utama untuk channel Trans 7. Bahkan 2 tahun setelah menjabat sebagai direktur utama Trans 7, Wisnu dipercaya untuk memegang tanggung jawab yang lebih besar sebagai direktur utama Trans TV.
Setelah 11 tahun mengabdi kepada Trans Corp, Wishnutama memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan yang telah dibangunnya itu. Setelah resmi mengundurkan diri, kemudian dilatarbelakangi dari kehadiran program acara televisi di Indonesia yang semakin lama semakin tidak seimbang, bersama partnernya yaitu Agus Lasmono, mereka membuat dan membangun sebuah perusahaan stasiun televisi bernama NET TV, yang merupakan singkatan dari News and Entertainment Television.
Net TV kini telah berhasil memunculkan namanya sebagai salah satu channel televisi yang mampu menghadirkan program-program unggulan serta mampu bersaing dengan stasiun televisi lain yang lebih dahulu hadir di bisnis media televisi ini. Pemilik Net TV, Wishnutama Kusubandio kini telah sukses membangun sebuah perusahaan stasiun televisi yang disukai banyak masyarakat Indonesia
Wishnutama merupakan sosok orang yang pekerja keras serta bertanggung jawab sehingga dapat dipercaya untuk menjadi seorang direktur sebuah perusahaan dalam 2 tahun masa kerjanya, dan karena sikap bertanggung jawabnya itu maka sekarang ia mampu membuat dan memimpin perusahaannya sendiri sehingga dapat membuka banyak lapangan kerja untuk sumber daya manusia.











DAFTAR PUSTAKA
https://www.maxmanroe.com/wishnutama-pribadi-visioner-yang-mengawal-kesuksesan-net-tv.html