BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Istilah histrionic berasal dari bahasa Latin yang berarti “aktor”. Orang
yang memiliki gangguan tersebut memperlihatkan kepura-puraan mereka dalam
perilaku kesehariannya. Diagnosis kepribadian histrionic,yang sebelumnya disebut histerikal, ditegakkan bagi
orang-orang yang terlalu dramatis dan mencari perhatian. Mereka sering kali
menggunakan ciri-ciri penampilan fisik yang tidak biasa. Para individu
tersebut, meskipun menujukkan emosi secara berlebihan, diperkirakan memiliki
emosi yang dangkal. Perbedaan antara orang-orang dengan gangguan tersebut
dengan orang-orang yang menunjukkan perasannya di saat yang tepat adalah dari
sifat keadaaan emosional mereka yang sepintas lalu dan maksud mereka
memperlihatkan emosi yang berlebihan adalah memanipulasi orang lain daripada
mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya. Gangguan ini biasanya lebih
biasa terjadi pada wanita atau karena orang-orang yang menyandang label
perilaku histrionic diberi stereorip
wanita.
1.2 Rumusan
Masalah
1.
Apa itu histrionic personality disorder?
2.
Apa gejala dari histrionic personality disorder?
3.
Bagaiman cara menyembuhkan histrionic personality disorder?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Histrionic
Personality Disorder
Histrionic
personality disorder adalah salah satu kondisi yang disebut “Cluster B” atau
“dramatic” gangguan kepribadian. Seseorang yang mengidap gangguan ini mempunyai
emosi yang tidak stabil dan terdistorsi citra diri. Untuk beberapa orang yang memiliki gangguan
kepribadian histrionic, kepercayaan diri mereka tergantung dari orang lain dan
tidak berasal dari perasaan yang tulus atau benar. Mereka saat ingin
diperhatikan dan terkadang berperilaku dramatically atau tidak sesuai untuk
mendapatkan perhatian. Kata histrionik berarti “dramatis atau theatrical”.
Gangguan ini biasanya terjadi pada wanita daripada laki-laki dan biasanya
terjadi pada remaja atau dewasa awal.
2.2
Gejala
terjadinya Histrionic Personality
Disorder
Seseorang
yang mempunyai gangguan histrionik mempunyai kemampuan yang bersosial yang
bagus, walaupun mereka menggunak kemampuan mereka untuk memanipulasi orang lain
sehingga mereka bisa menjadi pusat perhatian. Seseorang yang mempunyai gangguan
ini bisa:
·
Tidak merasa nyaman apabila dia tidak
menjadi pusat perhatian
·
Menggunakan baju yang profokatif atau
menunjukan yang tidak sesuai
·
Perubahan emosi yang cepat
·
Berprilaku sangat dramatis dengan emosi
dan ekspresi yang berlebihan
·
Sangat memperhatikan penampilan
·
Terus menerus mencari kepastian atau
kesetujuan
·
Sangat mudah terpengaruh oleh orang lain
·
Sangat sensitive terhadap kritikan
·
Mempunyai toleransi yang rendah dan
mudah bosan dengan rutinitas, memulai sesuatu tanpa menyelesaikan atau
melewatkan pekerjaan yang satu ke yang lain
·
Tidak berfikir sebelum bertindak
·
Membuat keputusan yang seenaknya
·
Menjadi pusat perhatian dan jarang
memperhatikan orang lain
·
Susah dalam menjaga hubungan, sering
berpura-pura dalam berurusan dengan orang lain
·
Mencoba atau menakut-nakuti untuk bunuh
diri untuk mendapat perhatian
2 .3
Terapi yang digunakan
Secara
keseluruhan, individu yang mempunyai gangguan histrionik tidak membutuhkan
terapi. Mereka cenderung melebih-lebihkan perasaannya dan ketidaksukaan
terhadap rutinitas, yang susah untuk membuat jadwal treatment. Bagaimanapun,
mereka meminta bantuan jika sedang depresi atau mempunyai masalah yang
disebabkan oleh perilaku mereka yang membuat mereka stress. Psikoterapi (tipe
konseling) biasanya merupakan treatment yang dipilih untuk histrionic
personality disorder. Tujuan dari treatment ini adalah untuk membantu individu
membuka motivasi dan ketakutan yang menghubungkan dengan pikiran atau
perilakunya dan membantu individu tersebut untuk belajar berhubungan orang lain
dengan cara yang positif. Medication mungkin bisa digunakan sebagai treatment
tambahan untuk gejala stress yang muncul bersamaan dengan gangguan ini seperti,
depresi dan kecemasan.
2.4 Kasus Hilde
Hilde
adalah seorang wanita yang berumur 42 tahun dengan gangguan histrionik. Hilde
menderita depresi. Dia menemui dokter keluarganya dan mengatakan hal ini
kemudian diberikan valium yang pada akhirnya tidak cocok dengan obat tersebut.
Kemudian, dokternya menyarankan untuk ke psikiater dimana dia akan terapi.
Hilda terlahir dari keluarga yang berkecukupan dan diberikan sesuatu untuk
prestasi. Dia cantik, mempunyai teman yang banyak dan menjadi manja. Ibu Hilda
tidak ikut campur dengan kehidupannya, walaupun dia sering mempamerkan Hilde
kepada temannya. Ayah Hilde tidak mempunyai waktu untuk Hilde dan ibu Hilde
tidak seutuhnya memberikan perhatian kepadanya.
Kemungkinan gangguan yang terjadi pada Hilde berasal dari belajar dan
genetik. Walaupun dia tidak mengakui Hilde
mempunyai kekurangan dalam kelekatan emosi di hidupnya. Dia berkembang dari
keluarga yang kurang perhatian dan harus menjadi perfect di sekolah atau di
kuliah tanpa membuat koneksi yang benar. Setelah kuliah, dia didekati oleh
Steve untuk waktu yang singkat sebelum akhirnya mereka menikah. Bahkan masih
hubungan mereka kurang mendalami. Hilde secara emosional tidak sensitif dan
menghindari untuk mengambil tanggung jawab untuk perannya sendiri dalam
hubungan. Dia tidak mempunyai semangat untuk hidupnya. Dia kurang bertanggung
jawab pada sesuatu karena dia mengabaikan konsekuensinya dengan penampilannya
dan pesonanya. Hilde mempunyai masalah berhubungan dengan orang untuk lebih
dekat yang bisa membuat dirinya terlihat rentan. Dia terlihat bahagia dan
optimis disekitar lingkungannya, walaupun ketika dia mempunyai masalah dalam
hidupnya. Hilde menjadi depresi,tampaknya dia sadar dengan masalah yang dia
sebabkan dalam dirinya dan tidak mampu untuk mengatasinya Dalam pertemuannya
dengan psikiaternya, Hilde membicarakan tentang masa lalunya, namun tidak
melihat bagaimana masa lalunya telah mempengaruhi stressnya ini. Saat
psikiaternya ingin lebih menggali lebih dalam tentang masa lalunya, Hilde
menjadi kesal dan marah. Suami Hilde menjelaskan hilde seorang yang bersemangat
dan riang ketika bertemunya. Penampilan dan seksualitas hilde telah mendapat
dirinya sesuai apa yang dia inginkan. Saat penampilannya tidak mencolok atau
tidak menarik, dia semakin berobsesi untuk membuat penampilannya lebih menarik,
yang mengacu pada Mayo Clinic (2010) gejala dari gangguan histrionik.
2.5
Analisis Kasus
Teoritikus kognitif-perilaku menyatakan bahwa orang-orang
tersebut menderita karena perspektif kesalahan yang mendasari pendekatan mereka
terhadap kehidupan. (Freeman, Pretzer, Fleming, & Simon, 1990). Teori
psikoanalisis mendominasi dan berpendapat bahwa emosionalitas dan
ketidaksenonohan perilaku secara seksual didorong oleh ketidaksenonohan orang
tua, terutama ayah kepada anak perempuannya. Ekspresi emosi yang berlebihan
pada orang-orang histrionic dipandang
sebagai gejala-gejalan konflik tersembunyi tersebut, dan kebutuhan untuk
menjadi pusat perhatian dipandang sebagai cara untuk mempertahankan diri dari
perasaan yang sebenarnya yaitu harga diri yang rendah.